AKU BERTANYA PADA CINTA
Aku bertanya pada cinta
sampai kapan akan membiarkan rindu
terbelenggu dalam penjara jiwa.
Ia menggelengkan kepala
menitikkan airmata!
Aku bertanya pada rindu
sampai kapan akan membiarkan cinta
terpenjara dalam belenggu kalbu.
Ia menangis pilu
menumpahkan airmatanya di bahuku!
Akhirnya aku bertanya pada airmata
sudikah ia mempertemukan
cinta dan rindu di taman pelaminan
dimana tak ada lagi kesedihan.
Ia pergi meninggalkanku
sambil menangis tersedu-sedu!
— Gedung Film, Maret 2016
Baca juga: Mata yang Indah
Puisi yang sangat indah pak, saya sangat suka.
membacanya bagaikan membaca syair Robiah Adawiyah
Terimakasih atas puisi yang menyejukkan hatinya
sangat indah
LikeLike
Terima kasih Lia, kalau puisi cinta, kamulah guru besarnya, selain Rabiah Adawiyah 🙂
LikeLike
Kuyakin senja indah yg selalu kurindukan tercipta agar kita lebih banyak beshalawat pada Sang pencipta…. #Cinta, rindu & senja –>tanpa airmata
LikeLike
Tidak lengkap cinta tanpa airmata, sebab airmatalah yang membasuh luka-luka cinta dan sembab biru rindu hehe.. tks
LikeLike