[Poem] December Rain

 

HUJAN BULAN DESEMBER

Kalau tidak ada aral melintang, nanti sore aku akan menemuimu
Untuk menyatakan cinta
Bukankah kau telah menunggu masa itu
Dalam kesunyian ratusan tahun bunga mawar
Maka berdirilah di pintu masa kanak-kanakmu
Sambut aku dengan mata coklatmu
Atau tikam aku dengan nyanyian masa lalu
Yang kau tirukan dari suara burung hantu

Masa lalu berjalan seperti awan yang bersembunyi di ranting malam
Sekali waktu menyusup ke balik gaunmu dan membuat aku cemburu
Mengalun lirih seperti suara gerimis diterpa angin petang
Tapi tiba-tiba engkau menangis ketika gerimis menjelma 
Hujan lebat yang mengoyak-ngoyak rambutmu

Bulan Desember memang bukan saat yang tepat untuk menyatakan cinta
Sebab angin bulan ini terlalu kencang
Menerbangkan atap gedung dan merobohkan pohon angsana
Apatah lagi cuma sekuntum bunga mawar di tanganku
Sekali hentak saja cintaku bisa hancur berkeping-keping

Harusnya memang aku bersabar menunggu bulan Juni 
Ketika rintik hujan turun begitu pelan dan pedih
Seperti dilukiskan dalam puisi Hujan Bulan Juni oleh penyair Sapardi Djoko Damono
Kerinduan dibiarkan menjadi rahasia alam yang tak pernah terucapkan
Kerinduan begitu arif, begitu bijak

Tapi aku tidak akan setabah hujan bulan Juni
Bahkan diam-diam aku berharap hujan turun lebih deras dari biasanya
Supaya ada alasan untuk tidak menyatakan cinta
Yang kutunggu hanyalah waktu yang tepat
Untuk menyelipkan cinta pada pita rambut kanak-kanakmu
Agar dengan begitu engkau tetap abadi dalam waktu.

Jakarta, 13/12/2018
IG: gauspoem

2 Comments

  1. harumhutan says:

    hallo desember,
    dan hujan sudah datang dengan derasnya

    rindu terobati..

    salam đŸ™‚

    Like

  2. Ahmad Gaus says:

    Salam đŸ™‚

    Like

Leave a Comment