Sebuah puisi didedikasikan kepada Mas Dawam (Prof. Dr. M. Dawam Rahardjo) yang wafat pada 30 Mei 2018 di Jakarta. Beliau almarhum dikenal sebagai tokoh LSM, cendekiawan muslim ahli ekonomi, pendiri dan pemimpin jurnal Ulumul Quran. Puisi dibacakan di resto hotel Gren Melia, Jakarta, 2 Juni 2018 dalam pertemuan para aktivis dan murid-murid Mas Dawam.
ODE UNTUK MAS DAWAM
Dia yang pergi diam-diam
Meninggalkan bara api dalam pikiran
Penyendiri yang idealis-romantis
Pemikir revolusioner yang kesepian
Betapa malu kita
Berdiri di atas makamnya
Dengan api yang hampir padam
Sekarang baru kita merasakan
Kehilangan, setelah lama mengabaikan
Karena sibuk menumpuk
Sampah-sampah percakapan
Wacana-wacana yang tak berguna bagi peradaban
Sedangkan dia manusia pendiam
Tapi seorang pemberani dengan kedalaman
Dia hanya bicara kalau melihat ketidakadilan
Maka setiap katanya telah matang benar
Direbus dalam pikiran
Mulutnya dibungkam oleh kesibukan
Mengkaji ayat-ayat Tuhan
Dalam kitab suci dan alam semesta
Dan hanya dibuka manakala dia
Tidak tahan melihat kebodohan
Betapa kerdil kita, terbungkuk
Di hadapan orang besar seperti dia
Yang menulis kata demi kata
Dari ensiklopedia ayat-ayat Tuhan
Sambil merangkak dalam keterbatasan
Mas Dawam, Mas Dawam
Sosok pemberani
Manusia langka
Tidak seperti kita
Manusia kebanyakan
Pengecut yang takut berpikir
Melarikan diri dari kebebasan
Sedangkan dia
Pikirannya terus mengembara
Menembus hutan belantara
Tubuhnya dimakan usia
Jasadnya dihimpit derita
Tapi jiwanya tak berhenti juga
Menulis kebebasan manusia
Sebab hanya dengan itu
Anak-anak adam menjadi mulia
TMP Kalibata dan Ciputat
31.05 / 01.06 — 2018
Ahmad Gaus AF