DECEMBER RAIN
IF nothing gets in the way, this afternoon I will see you
To express love
Did not you have been waiting for that time
In the silence of hundreds of years of roses
Then stand at the door of your childhood
Greet me with your brown eyes
Or stab me with songs from the past
What you imitate from the sound of an owl
THE PAST runs like clouds hiding in the twigs of the night
Once upon a time it slipped under your dress and made me jealous
Waving softly like a drizzling sound in the afternoon wind
But suddenly you cry when the drizzle incarnates
Heavy rain that tore your hair
DECEMBER is indeed not the right time to express love
Because this month’s wind is too strong
Fly the roof of the building and knock down the angsana tree
What’s more just a rose in my hand
One beat at a time my love can be broken into pieces
I REALLY should be patient waiting for June
When the rain drops so slowly and poignantly
As described in the June Rain poem by poet Sapardi Djoko Damono
Longing is left to be a secret of nature that is never spoken
Longing is so wise, so wise
BUTΒ I won’t be as patient as June’s rain
Even secretly I hope it rains more heavily than usual
So there is a reason for not expressing love
All I’m waiting for is the right time
To slip love in your childhood hair ribbon
So that you stay immortal in time.
(IG: ahmadgaus68)
Β
Β
HUJAN BULAN DESEMBER
Kalau tidak ada aral melintang, nanti sore aku akan menemuimu
Untuk menyatakan cinta
Bukankah kau telah menunggu masa itu
Dalam kesunyian ratusan tahun bunga mawar
Maka berdirilah di pintu masa kanak-kanakmu
Sambut aku dengan mata coklatmu
Atau tikam aku dengan nyanyian masa lalu
Yang kau tirukan dari suara burung hantu
Masa lalu berjalan seperti awan yang bersembunyi di ranting malam
Sekali waktu menyusup ke balik gaunmu dan membuat aku cemburu
Mengalun lirih seperti suara gerimis diterpa angin petang
Tapi tiba-tiba engkau menangis ketika gerimis menjelmaΒ
Hujan lebat yang mengoyak-ngoyak rambutmu
Bulan Desember memang bukan saat yang tepat untuk menyatakan cinta
Sebab angin bulan ini terlalu kencang
Menerbangkan atap gedung dan merobohkan pohon angsana
Apatah lagi cuma sekuntum bunga mawar di tanganku
Sekali hentak saja cintaku bisa hancur berkeping-keping
Harusnya memang aku bersabar menunggu bulan JuniΒ
Ketika rintik hujan turun begitu pelan dan pedih
Seperti dilukiskan dalam puisi Hujan Bulan Juni oleh penyair Sapardi Djoko Damono
Kerinduan dibiarkan menjadi rahasia alam yang tak pernah terucapkan
Kerinduan begitu arif, begitu bijak
Tapi aku tidak akan setabah hujan bulan Juni
Bahkan diam-diam aku berharap hujan turun lebih deras dari biasanya
Supaya ada alasan untuk tidak menyatakan cinta
Yang kutunggu hanyalah waktu yang tepat
Untuk menyelipkan cinta pada pita rambut kanak-kanakmu
Agar dengan begitu engkau tetap abadi dalam waktu.
Jakarta, 13/12/2018
IG: ahmadgaus68Β β diΒ Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
hallo desember,
dan hujan sudah datang dengan derasnya
rindu terobati..
salam π
LikeLike
Salam π
LikeLike