Selamat Natal untuk Langit dan Bumi, dan seluruh penghuninya…
Sumber FB saya:
https://www.facebook.com/photo/?fbid=10159606722922599&set=a.375767877598
Aku menulis, maka aku ada
Selamat Natal untuk Langit dan Bumi, dan seluruh penghuninya…
Sumber FB saya:
https://www.facebook.com/photo/?fbid=10159606722922599&set=a.375767877598
Perayaan ulang tahun Prof Komaruddin Hidayat, Rektor UIII, di kediamannya di Ciputat, Tangsel, 23 Oktober 2022. Dan seperti biasa, saya kebagian tugas menulis dan membaca puisi 🙂
Kali ini saya membaca puisi berduet dengan Ibu dr. CSP Wekadigunawan, PhD.
Menjenguk Budhy Munawar-Rachman
Bersama kawan-kawan dari berbagai kampus dan LSM menjenguk Dr. Budhy Munawar-Rachman, dosen filsafat STF Driyarkara, Jakarta, dan pegiat dialog antariman. Budhy terjatuh di satu ruas jalan di Kupang pekan lalu. Ia mengalami patah tulang belakang, dan sudah menjalani operasi, Saat ini sudah ada di rumah, di kawasan Bintaro, Tangsel.
Untuk menghibur Budhy, saya menulis puisi dan dibacakan oleh Ibu dokter CSP Wekadigunawan, PhD.
Berikut puisinya:
|
TIDAK ADA PUISI HARI INI
Tidak ada puisi hari ini
Hanya sebatang lilin redup
Yang kulukis dengan bingkai matahari
Dan aku ada di sana
Membangun rumah sederhana
Dari kerikil dan tangkai bunga
Sementara engkau menyuapi anak-anak
Dengan biji-biji bintang
Yang meleleh di angkasa
Tidak ada puisi hari ini, kekasihku
Biarkan daun dan bunga berbicara sendiri
Biarkan bulan menangis sendiri
Dan biarkan cinta menjadi matang
Dalam kesunyiannya yang abadi
Jakarta, 10 Agustus 2022
Ahmad Gaus
Terima kasih atas ucapan dan doa teman-teman FB di ultah saya hari ini, yang bersamaan waktunya dengan ultah pernikahan perak kami. Doa yang sama untuk anda semua.
Salam Bahagia
Sumber dari FB saya:
Selamat ulang tahun, Raja Penyair Lampung, Isbedy Stiawan ZS
Sumber FB saya:
Apakah anda pernah melihat sebuah kalender yang di dalamnya terdapat puisi? Biasanya foto/gambar, atau lukisan ya?
Kalau belum pernah, berarti puisi-puisi saya adalah yang pertama masuk kalender, dan bisa masuk MURI kan? Hehehee
Ya, kalender UIII (Universitas Islam Internasional Indonesia) tahun 2022 memuat 12 puisi saya. Tidak mudah membuat puisi-puisi itu karena harus sesuai dengan gambar/ilustrasi yang diminta. Tapi berkat “tirakat” akhirnya jadi juga, dan kalendernya sudah terbit. Sayang sekali tidak ada versi digital sehingga tidak bisa saya bagikan.
Tapi kalau anda penasaran puisi-puisi seperti apa yang saya buat untuk 12 halaman kalender UIII tersebut, saya akan kirimkan ke email anda versi PDF nya.
Kirim email ke email saya, katakan bahwa anda ingin kelender itu. Email saya: gaus.poem@gmail.com, nanti kalender PDF akan saya kirimkan.
Contoh puisi saya dalam kalender ada di bawah
Terima kasih
Gaus
Selamat ulang tahun untuk teman yang sedang sakit, Indah Ariani semoga lekas sembuh; dan semoga berkah di usianya. Terima kasih telah menjadi host yang setia selama 2 tahun lebih di acara Caknurian Urban Sufism With Komaruddin Hidayat
Hari ini, 25 Januari 2022, adalah hari ulang tahun Ibu Omi (istri almarhum Cak Nur). Walaupun usianya sudah terbilang senja (73 thn), beliau tetap aktif mengisi seminar dan forum-forum pemikiran Islam. Saat ini bahkan ada kader-kader pemikir muda Caknurian yang melanjutkan pemikiran-pemikiran progresif Nurcholish Madjid. Ibu Omi selalu menyemangati anak-anak muda ini untuk terus mengembangan pikiran Islam yang inklusif-pluralis sebagaimana dulu diperjuangkan oleh Cak Nur sepanjang hidupnya.
Selamat ulang tahun, Bu Omi, semoga sehat terus dan bahagia walau menjalani hari tua seorang diri, karena anak-anak (Mikel dan Nadia) di luar negeri.
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Banyak orang Sunda marah kepada Arteria Dahlan (AD) karena politisi itu ingin memecat seorang pejabat yang berbicara bahasa Sunda dalam rapat.
Mereka bilang AD songong, tidak menghargai budaya Sunda. Ramai-ramai mereka meminta AD meminta maaf kepada masyarakat Sunda.
Pertanyaan saya, apakah mereka pernah marah dan menuntut ketika Rizieq Shihab mengganti ucapan salam yang sangat dimuliakan oleh orang Sunda, Sampurasun, menjadi CampurRacun?
Ketika KEBAYA Sunda dibuang dan diganti HIJAB syar’i, ketika sanggul dihinakan dan diganti dengan cadar, ketika tari Jaipong yang sangat fenomenal itu diharamkan, apakah mereka marah?
TIDAK. Karena mereka sendiri yang melakukannya. Sebagai orang Sunda saya kira kita lebih baik melakukan introspeksi diri, tidak perlu menyalah-nyalahkan orang lain yang merusak budaya kita, karena orang-orang dalam kita sendiri lebih sadis menghancurkan budaya Sunda kita.
Kita harus menyelamatkan budaya Sunda kita yang luhur dan agung dari kerusakan lebih jauh yang diakibatkan oleh penghambaan kita kepada budaya gurun,
Para nenek sepuh kita sudah ratusan tahun memeluk Islam, tapi mereka tetap menghargai budaya Sunda. Mereka tidak memakai hijab syar’i, apalagi cadar (ajaran dari mana ini) tapi memakai kebaya dan tiung/kerudung busana khas kita. Dan mereka tetap terlihat sopan.
Islam kita dari dulu ialah Islam yang ramah terhadap tradisi. Islam disebarkan melalui media-media seni dan budaya, maka Islam bisa diterima. Sebab kalau Islam dulu datang-datang menguasai dan berpretensi merusak budaya, pasti akan ditolak. Islam Sunda berbeda dengan Islam Arab, masing-masing punya keunikan dan lokalitas sendiri. Kita, orang Sunda, bisa menjadi Islam. Tidak perlu menjadi orang Arab di tanah Sunda. Budaya Sunda itu agung, luhur, mulia, itu warisan para karuhun yang harus kita jaga dan kembangkan.
Berikut surat saya untuk Nining, perempuan Sunda yang pindah ke Bulan karena ingin mengenalkan budaya Sunda ke negeri kahyangan.
Sumber: dari FB saya