Sumber: FB saya:
https://www.facebook.com/photo/?fbid=10159197304167599&set=a.375767877598
Aku menulis, maka aku ada
Sumber: FB saya:
https://www.facebook.com/photo/?fbid=10159197304167599&set=a.375767877598
Untuk para goweser, atau teman-teman yang senang bergowes, saya mengucapkan:
SELAMAT HARI SEPEDA SEDUNIA
3 Juni 2022
Semoga sehat terus dan panjang umur seperti Buya Syafii.
Salam Gowes
Ahmad Gaus
#harisepedasedunia
#HariSepedaSedunia2022
#WorldBicycleDay2022
#June3WorldBicycleDay
#WorldBikeDay
#MembumikanSepeda
#MembirukanLangit
#SepedaSehat
#goweser
#goweserindonesia
#BuyaDanSepeda
#BuyaSyafiiBersepeda
#GuruBangsa
Hari ini, 25 Januari 2022, adalah hari ulang tahun Ibu Omi (istri almarhum Cak Nur). Walaupun usianya sudah terbilang senja (73 thn), beliau tetap aktif mengisi seminar dan forum-forum pemikiran Islam. Saat ini bahkan ada kader-kader pemikir muda Caknurian yang melanjutkan pemikiran-pemikiran progresif Nurcholish Madjid. Ibu Omi selalu menyemangati anak-anak muda ini untuk terus mengembangan pikiran Islam yang inklusif-pluralis sebagaimana dulu diperjuangkan oleh Cak Nur sepanjang hidupnya.
Selamat ulang tahun, Bu Omi, semoga sehat terus dan bahagia walau menjalani hari tua seorang diri, karena anak-anak (Mikel dan Nadia) di luar negeri.
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Banyak orang Sunda marah kepada Arteria Dahlan (AD) karena politisi itu ingin memecat seorang pejabat yang berbicara bahasa Sunda dalam rapat.
Mereka bilang AD songong, tidak menghargai budaya Sunda. Ramai-ramai mereka meminta AD meminta maaf kepada masyarakat Sunda.
Pertanyaan saya, apakah mereka pernah marah dan menuntut ketika Rizieq Shihab mengganti ucapan salam yang sangat dimuliakan oleh orang Sunda, Sampurasun, menjadi CampurRacun?
Ketika KEBAYA Sunda dibuang dan diganti HIJAB syar’i, ketika sanggul dihinakan dan diganti dengan cadar, ketika tari Jaipong yang sangat fenomenal itu diharamkan, apakah mereka marah?
TIDAK. Karena mereka sendiri yang melakukannya. Sebagai orang Sunda saya kira kita lebih baik melakukan introspeksi diri, tidak perlu menyalah-nyalahkan orang lain yang merusak budaya kita, karena orang-orang dalam kita sendiri lebih sadis menghancurkan budaya Sunda kita.
Kita harus menyelamatkan budaya Sunda kita yang luhur dan agung dari kerusakan lebih jauh yang diakibatkan oleh penghambaan kita kepada budaya gurun,
Para nenek sepuh kita sudah ratusan tahun memeluk Islam, tapi mereka tetap menghargai budaya Sunda. Mereka tidak memakai hijab syar’i, apalagi cadar (ajaran dari mana ini) tapi memakai kebaya dan tiung/kerudung busana khas kita. Dan mereka tetap terlihat sopan.
Islam kita dari dulu ialah Islam yang ramah terhadap tradisi. Islam disebarkan melalui media-media seni dan budaya, maka Islam bisa diterima. Sebab kalau Islam dulu datang-datang menguasai dan berpretensi merusak budaya, pasti akan ditolak. Islam Sunda berbeda dengan Islam Arab, masing-masing punya keunikan dan lokalitas sendiri. Kita, orang Sunda, bisa menjadi Islam. Tidak perlu menjadi orang Arab di tanah Sunda. Budaya Sunda itu agung, luhur, mulia, itu warisan para karuhun yang harus kita jaga dan kembangkan.
Berikut surat saya untuk Nining, perempuan Sunda yang pindah ke Bulan karena ingin mengenalkan budaya Sunda ke negeri kahyangan.
Sumber: dari FB saya
Kemarin lusa (20/02/02022) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan (LBP), berkunjung ke kampus kami (UIII) di Depok. Saya pun segera menghampirinya untuk mengukur tinggi badan saya dibanding beliau. Ternyata saya kalah tinggi sekitar 20 cm, hahahaaa..
Kedatangan LBP untuk meninjau kesiapan kampus UIII yang akan diresmikan secara terbuka (grand launching) oleh Presiden Jokowi bulan Agustus tahun ini (2022).
LBP diajak berkeliling oleh Pak Rektor dan jajaran Warek. Beliau tampak terkagum-kagum melihat kampus yang sangat megah dan luas tersebut. Pandangan beliau tentang peradaban Islam sangat menarik, silakan baca, saya membuat beritanya di sini:
https://uiii.ac.id/news/headline/256/the-visit-of-luhut-binsar-panjaitan-to-uiii
Helo teman-teman bloger, saya suguhkan rekaman acara milad Gus Ulil Abshar Abdalla pada Jumat lalu (14/01/2022) yang menghadirkan narasumber Prof Musdah Mulia, Prof Mulyadi Kartanegara, Dr. Neng Dara Affiah, Pendeta Dr. Martin Sinaga, Dr. Rizal Malarangeng, KH Yahya C. Staquf (Ketum PB NU), dll.
Saya diminta membaca puisi yang saya tulis untuk Ulil di hari ultahnya tsb, yang berjudul “Jalan Berbelok ke Baitullah.”
Silakan anda simak testimoni para pakar tentang tokoh kontroversial Ulil Abshar Abdalla yang menggegerkan jagat raya keislaman selama 20 tahun terakhir. Tapi kalau mau langsung ke bagian saya membaca puisi dan melantunkan salawat silakan di menit ke 1.58.58.
Sebaiknya anda klik Watch on Youtube. Jangan lupa like, komen, dan subscribe kanal Caknurian Urban Sufism ya. Trm kasih, lho. π
Kawan saya, Denny JA sudah resmi menjadi salah satu kanditat dalam ajang penghargaan sastra paling bergengsi di dunia yakni Penghargaan Nobel (Nobel Prize) yang bermarkas di Swedia. Para pemenang biasanya diumumkan di akhir tahun.
Adalah Komunitas Puisi Esai Asean (KPEA) yang mendaftarkan nama Denny JA ke Swedish Academy, panitia Nobel bidang sastra. KPEA adalah komunitas sastra terbesar di dunia. Karena itu, wajar saja kalau mereka berkepentijngan akan lahirnya pemenang penghargaan Nobel Sastra dari kawasan Asia Tenggara, yang sejauh ini memang belum pernah ada. Padahal penghargaan Nobel sudah berusia 120 tahun.
Salah satu kriteria Nobel ialah bahwa kandidat haruslah seorang inovator atau pembaharu di bidangnya. Dalam hal ini saya kira Denny JA sudah cukup mumpuni. Ia merintis apa yang disebut Puisi Esai. Berbeda dengan puisi lain, puisi esai ditulis berdasarkan fakta yang berdenyut dalam dinamika sosial dan sejarah. Ditulis panjang berbabak, tokoh-tokoh dalam puisi esai adalah manusia kongkret. Di tangan Denny JA, puisi menjadi media untuk menyuarakan isu-isu kemanusiaan seperti diskriminasi dan hak asasi manusia. Visinya ialah kesetaraan umat manusia. Puisi esai juga menjadi sastra diplomasi yang melibatkan sastrawan-sastrawan besar dari negeri-negeri jiran Malaysia, Singapura, Brunei, dan Thailand. Di kalangan mereka, Denny JA disebut sebagai Bapak Puisi Esai. Dalam sepuluh tahun terakhir sudah terbit 150 buku puisi esai yang merekam dinamika dan isu-isu sosial dari 34 provinsi, termasuk buku-buku puisi esai dari negeri-negeri jiran di atas.
Beberapa tahun lalu, sebelum pandemi, saya sempat bertemu dan mengobrol dengan Denny, Elza, Jonminofri, Satrio, dll, di acara ulang tahun seorang teman. Di situ Denny sempat menanyakan perihal kriteria penghargaan Nobel Sastra. Jonminofri selaku wartawan senior menjelaskan prosedurnya, antara lain mendaftarkan atau didaftarkan oleh pihak lain. Karena tidak mungkin panitia mencari sendiri kandidat dari ribuan sastrawan di muka bumi.
Elza dan Satrio menambahkan bahwa karya-karya yang diajukan harus sudah dalam bahasa Inggris. Saya, karena awam dalam soal tersebut, hanya bilang bahwa kalau ingin mencapai kejayaan maka harus sering-sering puasa Nabi Daud.
Setelah itu saya tidak pernah bertemu dia lagi. Tiba-tiba, akhir tahun lalu, ramai pemberitaan mengenai Denny JA kandidat Nobel Sastra. Saya pun mengecek. Ternyata benar, karya-karyanya sekitar 300-an sudah tersedia dalam bahasa Inggris. Dan nama Denny JA sudah didaftarkan oleh KPEA.
Kontroversi pun merebak, disertai sinisme dan caci maki.
Tapi saya sudah lama mengenal Denny. Dia bukan tipe orang yang gentar dengan polemik dan kritik. Dia putra Palembang yang mewarisi darah Sriwijaya yang bergolak di laut Karimata dan Melaka. Dia hanya fokus pada tujuan besarnya. Bahkan ada kesan, dia menikmati hujatan dan sumpah serapah yang ditujukan pada dirinya. Semakin dicecar semakin berkibar. Dia berpegang pada kata-kata “To avoid criticism say nothing, do nothing, and be nothing”. Dan dia menolak menjadi nothing.
Lagi pula, dalam kasus Nobel Sastra, banyak pemenangnya yang dihujat dan dianggap tidak pantas seperti belum lama ini dialami oleh Bob Dylan (Amerika Serikat), Abdulrazak Gumah (Tanzania), dll. Tokh mereka jalan saja. Dan dunia tetap berputar..
Saya senang mendengar cerita dari Elza bahwa Denny belakangan rajin melakoni puasa Nabi Daud. Alhamdulillah. Usaha sudah dilakukan, doa dipanjatkan, dan nama sudah didaftarkan. Soal kalah menang itu urusan belakangan. Yang penting ikut berlomba dulu. Sebab, hidup yang berguna memang harus diperjuangkan. Tidak ada makan siang yang gratis, bukan?
Hari ini Denny JA berulang tahun. Sebagai kawan saya berdoa semoga ia selalu dianugerahi kesehatan, keberkahan, dan panjang umur. Dan semoga apa yang dicita-citakan tercatat di lauhil mahfudz dan beroleh ridho dari Allah SWT. Puisi ultahnya saya posting ulang dari tahun lalu karena masih relevan.
Jakarta, 4 Januari 2022
Ahmad Gaus
Dr. Neng Dara Affiah adalah seorang aktivis gender. Pemikirannya dipengaruhi oleh Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid, khususnya dalam gagasan toleransi dan kebebasan beragama. Ketika puisi ini saya posting di FB dan grup WA Cak Nurian, ia senang sekali, dan mengatakan bahwa puisi ini akan dibingkai dan digantung di dinding rumahnya. Selamat ultah, teteh. Semoga perjuanganmu menjadi inspirasi bagi adik-adik di generasimu. – Gaus
Selamat Ulang Tahun untuk Novriantoni Kahar, teman seperjuangan dalam menegakkan keadilan dalam memandang perbedaan dan menolak diskriminasi dalam segala bentuknya…
Jodoh itu ada di tangan Tuhan. Kalau sepasang kekasih beda agama/keyakinan ternyata harus berjodoh, siapa yang bisa menghalangi? Di antara kendala-kendala teologis dan sosiologis, orang yang berani membuka jalan bagi pasangan beda agama yang ingin menikah pastilah dia orang hebat. karena dia melawan arus dan pemahaman ortodoks tentang pernikahan.
Teman saya, Ahmad Nurcholish, adalah salah satu orang hebat yang saya maksud. Dengan bekal pengetahuan agama dari pesantren, pemahaman terhadap kitab-kitab klasik, dan pengalaman interaksi lintas agama dan keyakinan, dia mewakafkan seluruh hidupnya untuk membantu orang-orang yang merasa kesulitan untuk melangsungkan pernikahan beda agama. Sampai saat ini sudah ribuan orang yang dia bantuΒ mewujudkan impian mereka untuk hidup dalam ikatan pernikahan, walaupun beda agama.
Dalam pandangan keagamaan, Nurcholish yang kini Direktur ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace) mengikuti jejak Gus Dur dan Cak Nur, dua raksasa pluralisme Islam yang pernah dimiliki bangsa ini.
Selamat ulang tahun, kawan.
Selamat Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2021
Kalau engkau pergi ke kota santri
Sampaikan salamku pada gadis manis di asrama putri π π
Follow my instagram: @gauspoem
Let me know by DM if you want me to follow you back