Sehelai Kain dari Surga
Kain itu dicuri dari surga
ketika bidadari melepas pakaiannya
dan mandi bersama para pangeran
Seseorang yang cemas
bergegas membawanya pergi
Membuat duplikat kain itu
dan menjualnya di toko busana
Ini pakaian resmi para bidadari, katanya
Jika engkau mengenakannya akan terhindar
dari api neraka
Sejak itu, para pedagang
membuat kain-kain tiruan para bidadari
Mencari uang dengan mengutip
ayat-ayat suci
Para lelaki dengan mata jalang
menutup setiap inci tubuh perempuan
dengan nafsu yang bergolak
Kita harus menyelamatkan perempuan, ujar seseorang
Atau mereka menebarkan setiap helai rambutnya
jadi bara neraka
Tubuh perempuan
menjadi tema khutbah
Dihujat dengan penuh semangat
Di atas cat walk
kaum perempuan tidak peduli
dengan tubuh mereka
Sebagian mereka terbang
dengan sayap-sayap merpati
pulang ketika langit gelap gulita
Sebagian lagi tidur di kolong jembatan
dengan baju compang-camping
tak peduli pakaian bidadari
Di loud speaker masjid
para lelaki terus saja menyuarakan kecemasan
ke mana perginya moral?
Mereka menghitung berbagai kerusakan
akibat aurat yang terbuka
Peradaban dibangun di atas sehelai kain
Dunia dijelaskan dengan peraturan
yang dikalungkan di leher-leher
yang jenjang.
Ini zaman panas
Setiap orang membawa api bagi yang lainnya
Sedikit saja lengah engkau akan
dicemplungkan ke neraka jahanam.
Ini zaman monopoli
Dalil dan kebenaran sudah direnggut
oleh otoritas moral
Kaum perempuan tidak memiliki tubuhnya sendiri
Di tempat-tempat ibadah
Kaum perempuan tergolek tanpa busana
Dikelilingi orang-orang berjubah
yang melukis tubuh mereka
pada halaman-halaman kitab suci
Pesan-pesan wahyu diganti
dengan bara api yang dinyalakan
dalam pikiran mereka sendiri
Kitab suci hanya tinggal huruf
dan sekumpulan teks
yang mati.
Banda Aceh, Januari 2012
1 Comment