Belum lama ini saya membaca pengakuan beberapa penulis muda tentang penghasilan yang mereka peroleh dari menulis. Mereka menyatakan, dalam beberapa bulan setelah karya mereka dipublikasikan secara online, saldo di rekening mereka bertambah hingga puluhan juta rupiah. Sungguh fantastis!
Saya tilik satu persatu nama-nama mereka. Tidak ada satu pun yang berada di jajaran penulis terkenal. Kebanyakan mereka adalah penulis baru [tidak perlu saya sebutkan di sini]. Saya tercengang. Bagaimana para penulis baru itu berani mempublikasikan karya mereka dan langsung menangguk pundi-pundi uang dalam jumlah yang sangat besar.
Selidik punya selidik, ternyata mereka adalah anak-anak muda yang rajin menulis di media online yang berbayar. Sebagian dari mereka adalah content writer, kolumnis, kontributor di portal daring, dan para penulis novel yang karyanya dipublikasikan di platform novel online yang kini banyak bermunculan. Melalui platform ini mereka bebas menulis apa saja dan tidak takut ditolak (yang penting tidak melanggar etika dan hukum).
Siapa yang menilai karya mereka? Bukan tim redaksi yang berkacamata tebal dan jarang tersenyum, tetapi…… para pembaca! Ya, yang menilai baik dan buruk, bagus dan jeleknya ialah publik, khalayak. Kalau publik menyukai karya mereka akan dibaca dan diberi penghargaan melalui hadiah, koin, atau bab-bab yang diseting berbayar. Semakin banyak pembaca yang tertarik dengan karya mereka maka semakin banyak uang yang mengalir ke rekening mereka. Itulah anak-anak muda yang tadi saya sebut berpenghasilan puluhan juta rupiah dari menulis. Hebat, ‘kan?
Para penulis muda itu menyesuaikan diri dengan era digital. Mereka tidak mau lagi karya mereka dinilai oleh dua-tiga orang editor penerbit yang mewarisi nilai-nilai otoriter dari sebuah zaman yang sudah lewat. Dengan begitu, bagi mereka, menulis atau mengarang menjadi sesuatu yang mengasikkan, mudah, dan sekaligus komersial.
Penerbit konvensional butuh waktu 3 sd 6 bulan untuk memutuskan novel kamu bisa terbit apa tidak. Apa nggak gila!? Waktu selama itu untuk menunggu keputusan sebuah novel bisa terbit apa tidak, di era digital sekarang ini terasa janggal. Sebab, apa yang telah selesai kamu tulis sekarang bisa diterbitkan sekarang juga. Itulah logika era IoT (Internet of Thing).
Ya, saya sedang berbicara mengenai platform-platform penerbitan yang kini berkecambah di dunia maya yang sungguh-sungguh percaya pada demokratisasi informasi dan opini publik. Mereka menerbitkan karya-karya para penulis tanpa bersikap cerewet dan sok tahu dengan karya-karya itu. Mereka hanya menyalurkan, memfasilitasi, mempublikasikan. Publik lah yang nantinya akan menilai karya-karya tersebut.
Di jajaran platform yang saya maksud itu ada Novelme, Noveltoon, Inovel, Wattpad, dll. Redaksi platform menerapkan “bab berbayar”. Wajar saja untuk menghargai jerih payah penulisnya. Tapi kalau anda tidak suka ya lewatkan saja.
Ini adalah tantangan yang menarik untuk anak-anak muda. Dengan menulis namamu akan dikenal orang, dan kamu mendapatkan uang.
Dunia tulis-menulis adalah dunia yang terbuka lebar sebagai lapangan pekerjaan. Semakin banyak orang yang menjadikan aktivitas tulis-menulis sebagai sumber penghasilan semakin baik, karena itu berarti mengurangi pengangguran dan meringankan beban pemerintah yang tidak selalu bisa menyediakan lapangan kerja.
Kamu tidak perlu ragu memulai karir di dunia tulis-menulis karena siapa pun bisa menjadi penulis. Ikutilah jejak anak-anak muda yang telah berhasil menjadi jutawan dengan menulis. Yang kamu perlukan hanya sedikit pengetahuan tentang teknik menulis secara benar, gampang, dan praktis. Agar tulisan kamu nggak malu-maluin waktu dipublikasikan.
Kalau kamu berani menyambut tantangan ini, ditunggu oleh Kak Windi di pelatihan menulis kreatif [lihat flyer]. Kak Windi sendiri pernah mengikuti pelatihan menulis yang saya fasilitasi di Manado, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu sebelum masa pandemi Covid-19.

“Wawasan saya tentang dunia menulis jadi lebih luas setelah mengikuti pelatihan ini. Dan saya jadi tahu juga cara menulis yang baik. Tapi yang paling menyenangkan, ternyata menulis itu menghasilkan uang,” ungkap Windi yang juga mahasiswi tingkat akhir IAIN Manado. Dan sekarang sebagai Manajer Program Rumah Menulis Dunia (RMD), Kak Windi akan menjadi host acara pelatihan ini.
Pelatihan ini juga menghadirkan Deden Ridwan, seorang produser film dan konsultan media yang telah belasan tahun berkecimpung di dunia penerbitan buku sebagai direktur salah satu penerbit paling terkemuka di negeri ini, Mizan Group.

Deden Ridwan akan memperkaya wawasan para peserta tentang bagaimana industri perbukuan bergerak, bagaimana para editor bekerja, bagaimana pasar media bergeliat, bagaimana tren buku dari masa ke masa, dan karya-karya seperti apa yang diburu oleh masyarakat, bagaimana pula prospek menjadi penulis di era digital seperti sekarang ini.
Saya sendiri sebagai penulis dan praktisi penerbitan telah mengadakan roadshow pelatihan menulis di berbagai sekolah, pesantren, kampus, lembaga pemasyarakat (Lapas), dan komunitas-komunitas literasi di Medan, Padang, Jambi, Bengkulu, Banten, Bogor, Bandung, Ambon, dll.
Materi yang saya ajarkan bukan teori yang rumit-rumit, melainkan cara menulis yang mudah dan praktis. Ada materi “Berlatih Menulis dalam Enam Tahap”, ada menu “Menulis dengan Metode Tiga Kata”, ada sajian “Memulai dengan banyak Kata”, juga “Bagaimana Menambahkan Unsur Musik dalam Tulisan”, “Konten Bagus, Teknik Bagus”, “Cara Mudah Mengembangkan Paragraf”, dan “Menyusun Karangan Kreatif.”
Jadi, percayalah, menulis itu gampang, asik, membahagiakan, dan sekaligus menghasilkan uang. Ingat, pandemi Covid-19 telah menyebabkan 5 juta orang menganggur. Dunia tulis menulis membuka lapangan kerja baru setiap saat. Dengan sedikit meng-upgrade pengetahuanmu tentang teknik menulis yang benar dan praktis, kamu bisa memasuki dunia ini dengan penuh percaya diri.
Yuk, gabung dengan Kak Windi di Rumah Menulis Dunia:
Info dalam Flyer di atas ↑ bersifat umum, untuk info khusus mengenai waktu pelatihan lihat flyer di bawah ↓
Pelatihan terdekat akan diadakan pada Sabtu, 31 Oktober 2020. Buruan daftar karena peserta dibatasi 100 orang.
Selamat bergabung dan memasuki dunia yang tak terbatas.
Jika anda merasa informasi ini akan bermanfaat untuk orang lain, silakan di-share sebanyak-banyaknya. Terima kasih.
Salam
Ahmad Gaus
NOTE: Pelatihan Online di atas telah dilaksanakan pada 31 Oktober 2020 lalu yang diikuti oleh 98 peserta dari Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Cianjur, Yogtakarta, Medan, Bagansiapiapi, Batam, Lampung, dan Pontianak. Untuk jadwal selanjutnya sila hubungi Windi dengan nomor di atas. Terima kasih.
******************
Baca juga ulasan buku saya “Writerpreneurship” yang dijadikan pedoman dalam pelatihan menulis: