Aku Tidak Memesan Malam

 

bulannn

AKU TIDAK MEMESAN MALAM

puisi ahmad gaus

 

Aku tidak memesan malam

ia datang begitu saja

dituangkan angin ke cangkir kopi

“Untuk apa?” tanyaku

“Aduklah, lalu minum,” katanya, “sebentar lagi sepi akan datang

ia akan menemanimu mengobrol.”

 

Hei, siapa pula yang memesan sepi?

aku sedang ingin sendiri

seisi rumah sudah kukeluarkan

kuletakkan di pinggir jalan

pakaian yang kukenakan telah kulucuti

kusedekahkan pada pengemis yang nyaris telanjang

bahkan tangan, kaki, alat vital, mata, telinga, hidung

telah kuberikan pada orang-orang yang lewat

terserah mau mereka apakan

aku ingin menyendiri

benar-benar sendiri.

 

Dunia sekelilingku telah menjadi asing

orang-orang tak kukenal hilir mudik

menuju tempat-tempat hiburan

merayakan malam dengan tangisan yang meriah

sebagian lagi berjubel di pusat-pusat perbelanjaan

memasukkan sepi ke kantong-kantong plastik.

 

Biarlah aku tetap seperti ini

tanpa malam, tanpa sepi

sebab keduanya sama saja:

telah tercemar oleh bau busuk keramaian

hanya kesendirian yang membuatku nyaman

hidup apa adanya, penuh kepasrahan

seperti bayi yang baru dilahirkan

dan dibuang ke dalam selokan

lalu menyusu dari polutan.

 

 

Ciputat, 10/1/2016

 

Leave a Comment

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s