![Rektor Universitas Paramadina Nurcholish Majid, wajah, Jakarta 12 Juli 2000 [TEMPO/ Bernard Chaniago; 30d/348/2000; 2000/07/20].](https://ahmadgaus.files.wordpress.com/2015/08/cak-nur.jpg?w=620)
Hari ini, 29 Agustus 2015 genap sepuluh tahun wafatnya Nurcholish Madjid (29 Agustus 2005). Untuk mengenang almarhum saya menulis sebuah puisi yang judulnya diambil dari buku karya beliau, Pintu-Pintu Menuju Tuhan (Paramadina, 1992). Puisi ini saya bacakan di sela-sela diskusi “Mengenang 10 Tahun Wafatnya Cak Nur” yang diadakan oleh ISAIS (Institute for Southeast Asian Islamic Studies) UIN Suska Riau, pada Kamis 27 Agustus lalu. Diskusi yang dipandu oleh Ali Hasan Palawa dan digelar di aula Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska tersebut menghadirkan tiga penulis buku tentang Cak Nur sebagai narasumber yaitu Budhi Munawar Rachman (Penulis Ensiklopedi Nurcholish Madjid), Muhammad Wahyuni Nafis (penulis buku Cak Nur Sang Guru Bangsa, dan saya sendiri, Ahmad Gaus, selaku penulis buku Api Islam Nurcholish Madjid).
Diskusi Refleksi 10 Tahun Mengenang Wafatnya Nurcholish Madjid di UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 27 Agustus 2015.
PINTU-PINTU MENUJU TUHAN
Kepada Nurcholish Madjid, ‘Allah yarham’
Oleh: Ahmad Gaus
BANYAK pintu menuju Tuhan
Kita berdiri di satu pintu pilihan
Walaupun harus berdesakan
Walaupun harus berhimpitan.
PARA sufi mengajarkan
Semua jalan musyahadah kepada Tuhan
Akan sampai juga pada tujuan
Karena disinari cahaya-cahaya kebenaran.
DAN CAHAYA-cahaya itu terang adanya
Dalam Kitab yang pasti kebenarannya
Walladzina jahadu finaa
Lanahdiyannahum subulanaa
(Mereka yang bersungguh-sungguh mencari jalan Kami
Akan Kami tunjukkan berbagai jalan Kami QS. Al-Ankabut:29/69).
JIKA engkau harus memegang satu kebenaran
Silakan, tapi jangan lupa bersikap toleran
Sebab kebenaran yang engkau pertengkarkan
Nisbi adanya, bukan mutlak-mutlakan.
BANYAK pintu menuju Tuhan
Banyak jalan menuju kebenaran
Mengapa harus memaksa orang lain berada di satu jalan
Berdesakan, berhimpitan, berjatuhan.
MEREKA yang mendapat petunjuk Tuhan
Adalah orang-orang beriman
Mereka mungkin bersimpangan jalan
Namun menuju satu tujuan.
SEPERTI ribuan sungai yang mengalir
Semua bergerak menuju hilir
Tidak ada satu pun yang mangkir
Semua bermuara di samudra akhir.
(WALLAHU a’lam bis-shawab)
TUHAN Maha Tahu yang benar
Engkau dan aku hanya mengerti sekadar
Karena itu tidak patut membuat onar
Menuding orang lain sesat dan tersasar.
______________________