
O CLARA, MANGE WISA KO
Selamat malam, Clara
maukah kau temani aku sejenak saja
menyusuri tepian pantai di sana
atau sekadar bercengkrama di dermaga
menunggu saat purnama tiba
di seberang jembatan Sukarno
Aku ingin mendengar sekali lagi
deru nafasmu yang terengah
seperti isyarat bahwa ada sesuatu
yang tengah berubah
Di lorong-lorong kota
seribu gereja menunggu
sebuah lilin yang masih menyala
lonceng-lonceng makin keras dibunyikan
ayat-ayat suci makin keras dibacakan
udara kota berhimpitan
Maka kau harus terus menjaga
agar api itu tetap menyala
sebab kalau sampai padam
seluruh kota ini akan gelap gulita
lalu kau mau ke mana
mange wisa ko, Clara?
Manado, 28 Oktober 2018
Ahmad Gaus
penulis, aktivis
Â

Â