Dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada hari ini (16/11/2013), saya menulis sebuah puisi terkait dengan kondisi kehidupan beragama di tanah air dewasa ini.
Para Penjahat Atas Nama Tuhan
Puisi Ahmad Gaus
Di manakah Tuhan
ketika rumah-Nya diserang
dan dihancurkan?
Engkau tidak akan tahu arti sedih
sebelum kakimu tergelincir dan berdarah
ketika menyeru Tuhan di tengah jerit kesakitan
dalam kobaran api yang membakar
rumah-rumah ibadah.
Engkau tidak akan mengerti
apa artinya terbuang
sampai merasakan sendiri bagaimana
iman direndahkan.
Anak-anak dan perempuan lari ketakutan
menunggu malaikat datang
membawa mereka terbang ke angkasa
bertemu dengan Tuhan yang bersemayam
di atas ‘aras.
Orang-orang tua bertanya
apakah Tuhan mereka telah binasa
dijebloskan ke dalam penjara?
Burung-burung gemetar
melihat orang-orang mengamuk
membawa senjata
batu dan parang.
Di manakah Tuhan
Ketika rumah-Nya disegel
dan dipagari kawat berduri?
Di negeri ini
iman dicurigai bagai sindikat
orang mau beribadah disamakan
dengan penjahat.
Di negeri ini
lebih mudah membuka panti pijat
daripada membuka rumah ibadat
orang mabuk difasilitasi
menyembah Tuhan dihalang-halangi.
Di negeri ini
orang mau beribadah dianggap
mengganggu ketertiban umum
sementara para penjahat yang mengatasnamakan Tuhan
bebas berkeliaran sambil berteriak
Allahu akbar
serang! kejar! bunuh!
Allahu akbar
Setiap hari para pemimpin berpidato
tentang Konstitusi
tapi di mana mereka bersembunyi
ketika orang yang berbeda keyakinan diteror
diinjak-injak?
Orang-orang dibiarkan
dianiaya di kampung mereka
menjadi pengungsi di negeri sendiri
hak hidup mereka direnggut
di hadapan para petinggi negeri.
Kemajemukan diancam
kebebasan disandera
orang-orang dengan pongahnya meringkus kebenaran
memaksakan kehendak dengan kekerasan.
Apakah Tuhan berduka
ketika umat-Nya terlunta-lunta?
Apakah Tuhan merasakan luka
melihat umat-Nya bertaburan isak tangis
dilempari genting dan pecahan kaca?
Jakarta, Hari Toleransi Internasional, 16/11/2013
Note:
Puisi ini dimuat di: http://www.satuharapan.com/read-detail/read/puisi-ahmad-gaus-para-penjahat-atas-nama-tuhan/pbb-toleransi-untuk-perdamaian-dan-masa-depan-berkelanjutan
Puisi ini juga dibacakan di berbagai forum pertemuan lintas agama.
Baca juga:
Beberapa Persoalan dalam Isu dan Kasus Toleransi Agama di Indonesia
Salut dan kagum akan keindahan dan kepandaian membuka tabir kebenaran tanpa mengoyak tabir itu sendiri.
LikeLike
Terima kasih 🙂
LikeLike