Islam Progresif di Singapura

Anak-anak muda Muslim (Melayu) di Singapura beruntung punya mentor seperti Mohamed Imran Mohamed Taib . Dia adalah benteng terhadap penetrasi ideologi ekstremisme dan sekaligus menjadi representasi muslim progresif dengan pergaulan lintas regional dan lintas iman.
Dalam 15 tahun terakhir Imran aktif mengembangkan jaringan dan membina hubungan dengan kalangan LSM/NGO, lembaga riset, kampus, aktivis pergerakan Islam, maupun intelektual bebas di Indonesia dan Malaysia.
Setidaknya dalam setahun dua kali dia membawa anak-anak muda muslim Singapura datang ke Indonesia dan berdialog dengan kalangan yang saya sebutkan di atas. Dengan begitu mereka mengetahui isu-isu mutakhir atau wacana yang tengah menjadi perbincangan publik. Mereka menyambangi Wahid Institute, Paramadina, CSRC UIN Jakarta, dan lain-lain termasuk sejumlah pesantren.
Imran sangat akrab dengan gagasan-gagasan Islam progresif dari tokoh-tokoh seperti Harun Nasution, Nurcholish Madjid, KH Abdurrahman Wahid, Dawam Rahardjo, dll. Semula saya tidak menduga bahwa pikiran-pikiran kontroversial dari para pemikir seperti Harun, Cak Nur, Gus Dur, bisa diperkenalkan kepada kalangan Muslim Melayu di Singapura. Tapi Imran dengan rileks saja membawa pikiran mereka ke majelis pengajian Melayu hingga diskusi di kedai-kedai kopi pinggir jalan.
Belasan tahun hal itu ia lakukan melalui kelompok minoritas kreatif (creative minority) bernama The Reading Group (RG). Diskusi-diskusi di RG meluas dari masalah agama hingga sains, filsafat, sastra. Tak jarang para pemikir/aktivis dari Indonesia diundang ke forum ini.
Sekarang, entah sudah berapa banyak alumni RG di bawah mentoring Imran. Tapi yang pasti mereka adalah anak-anak muda yang sudah terbebaskan dari belenggu eksklusivisme religius yang rentan terhadap paparan ideologi ekstremis .
Maka saat ini, cara berpikir anak-anak muda Muslim Singapura tidak jauh berbeda dengan kaum muda NU dan Muhammadiyah yang progresif di Indonesia.
Jika anda, periset atau akademisi ingin mengetahui perkembangan Islam progresif di Singapura maka Imran adalah orang yang tepat untuk tempat bertanya. Dia adalah tokoh kunci dalam perkembangan ini, selain Azhar Ibrahim (NUS), teman seperjuangannya.
Selamat ulang tahun sahabatku, Imran, semoga selalu sehat dan dapat mempertahankan stamina dalam perjuangan yang masih panjang.
Jakarta, 10 Januari 2022
Ahmad Gaus
Mungkin gambar 1 orang dan teks

Simfoni untuk Boni

Selamat ulang tahun, Mas Boni (Dr. Nur Iman Subono) sehat selalu dan jangan lupa bahagia.

 

 

 

 

RESOLUSI 2022

Selamat tahun baru untuk teman-teman blogger semua. Semoga di tahun ini hidup kita lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Mengikuti teman-teman yang menyambut tahun baru dengan resolusi 2022, saya pun membuat resolusi sederhana. Resolusi ini ditulis di sela-sela pesta old & new di kompleks perumahan saya tadi malam, setelah saya menyumbangkan beberapa lagu gambus dengan suara emas saya. 😁😁

Pernikahan Perak

Selamat merayakan Pernikahan Perak untuk sepasang merpati pondok, akhi ‘l kabir ustadz Amin al-Gontoriyah dan ukhti shagirah Nurul Afifah al-Ulujamiyah (Darun Najah). Semoga selalu sakinah mawadah wa rahmah wa berkah wa ni’mah. 🙂 🙂

 

 

Diambil dari Facebook saya:

https://www.facebook.com/photo/?fbid=10158934637527599&set=a.375767877598&notif_id=1640744416497513&notif_t=feedback_reaction_generic&ref=notif

 

 

Senyum Kristus

Saya mengucapkan Selamat Natal untuk para sahabat Kristiani yang merayakan. Juga untuk teman-teman Muslim yang akhir-akhir ini ramai saling mengucapkan selamat natal di antara mereka, karena semakin bertumbuh kesadaran bahwa agama-agama adalah warisan bersama umat manusia.

Saya persembahkan sebuah puisi untuk siapa saja yang saling menyayangi, dan tak jera menebarkan rahmat untuk semesta.

 

Ahmad Gaus

 

Puisi ini menimbulkan keributan di FB saya, cek di sini:

https://www.facebook.com/photo/?fbid=10158927153537599&set=a.10154549639912599&notif_id=1640348552948032&notif_t=feedback_reaction_generic&ref=notif

 

Baca juga

Cerita Natal Seorang Gadis Kecil

Puisi Hari Ibu

ibu-01

 

MATA IBU

Dari apakah Tuhan menciptakan mata ibu
Begitu luas hingga mampu menampung isi semesta
Tempat matahari beredar
Dan bulan yang selalu purnama
Bintang-bintang bertaburan di sana

Di dalam mata ibu ada lautan
Tempat aku berlayar menuju pulau tujuan
Kota-kota yang pernah aku kunjungi
Ada di dalamnya

Setiapkali kutatap mata ibu
Aku menemukan potret diriku
Dari bayi hingga tumbuh dewasa
Aku tetaplah kanak-kanak di matanya

Mata ibu tidak pernah terpejam
Walaupun sedang tertidur ia tahu
Ke mana aku berjalan

Mata ibu terbit sebelum fajar
Dan tidak pernah terbenam
Sepanjang siang
Sepanjang malam

Mata ibu lebih terang dari matahari
Karena mata ibu tidak menciptakan bayangan
Sehingga aku tidak bisa bersembunyi dari pandangannya

Mata ibu lebih tajam dari mata pedang
Setiap kali menatapku
Aku tersungkur dengan darah bercucuran
Dan luka-luka yang tak ingin kusembuhkan

Kelak bila tiba masanya
Aku ingin mati dalam tatapan matanya

Hari Ibu, 22 Desember 2021

Ahmad Gaus

Mawar dan Pedang

Dr. Neng Dara Affiah adalah seorang aktivis gender. Pemikirannya dipengaruhi oleh Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid, khususnya dalam gagasan toleransi dan kebebasan beragama. Ketika puisi ini saya posting di FB dan grup WA Cak Nurian, ia senang sekali, dan mengatakan bahwa puisi ini akan dibingkai dan digantung di dinding rumahnya. Selamat ultah, teteh. Semoga perjuanganmu menjadi inspirasi bagi adik-adik di generasimu. – Gaus

 

Tanpa Puisi, Bahasa Indonesia akan Mati

Sahabat puisi, dengarin lagi podcast saya ya, kali ini dibuat oleh teamnya Prof Jajang Jahroni dari UIN Jakarta. Di sini saya juga membaca puisi, selamat mendengarkan 🙂

 

 

 

 

 

Cerita Cinta

Selamat ulang tahun untuk sahabat saya, Elza Peldi Taher , pemilik Futsal Camp terbesar di Tangsel. Sekaligus juga selamat ultah pernikahan untuk kalian berdua, Maya dan Elza. Semoga bahagia terus sampai akhir masa.

Ketegaran Seorang Perempuan

Dia cantik, dia pintar, karirnya sukses, kini staf ahli Menteri Keuangan, usia 50-an, tapi sampai sekarang masih memilih hidup melajang. Selamat ulang tahun, sahabat hatiku, Indah Pertiwi Nataprawira.

 

Lam Sinar Buleun

 

Bang Fachry, Mentor Intelektual

Selamat ulang tahun untuk mentor kita, bang Fachry Ali. Beliau adalah tokoh sentral kebangkitan intelektualisme Islam sejak empat dasawarsa terakhir. Karya-karyanya telah saya (kita) baca sejak masa SMA.

Tulisannya dalam bentuk buku maupun kolom di media massa menjadi semacam peta untuk memahami isu-isu keislaman yang muncul pada masa itu.

Bang Fachry termasuk generasi pertama di lingkungan intelektual Ciputat (IAIN/UIN) yang membangun tradisi menulis di media massa.
Alur pikirnya sistematis, gaya bahasanya lugas, selera humornya menyerupai Gus Dur. Kebetulan ia sangat dekat dengan Gus Dur, selain dengan Cak Nur tentu saja, yang merupakan seniornya di HMI. Kalau tidak salah Gus Dur pernah menyebut Fachry Ali sebagai NU cabang HMI.

Di kalangan pembaca intelektual, nama Fachry Ali disebut dengan penuh kekaguman. Banyak mahasiswa, termasuk saya saat itu, rela membobok celengan sendiri (artinya bukan celengan teman) demi membeli koran atau majalah kalau di sana ada tulisan Fachry Ali.

Sebagai tanda persahabatan dan terima kasih telah menemani masa remaja saya dengan bacaan-bacaan bergizi, saya buatkan sebuah puisi sekaligus sebagai kado ultah. Semoga berkenan. Sekali lagi selamat ulang tahun, bang Fachry, semoga panjang umur, sehat selalu, dan terus menebar manfaat bagi banyak orang. 🙏

 

 

Pikiran Musim Semi

Selamat Ulang Tahun untuk Novriantoni Kahar, teman seperjuangan dalam menegakkan keadilan dalam memandang perbedaan dan menolak diskriminasi dalam segala bentuknya…