Hidup Terlalu Menarik untuk Dibenci

 
DISTORSI
Untuk A
 
Hidup terlalu menarik untuk dibenci. Janganlah berlebihan! Luka yang kau tanggung tidak pernah sebesar gunung.Kekecewaan sudah dibagi rata. Dan penderitaan, kau tahu, setiap pagi dan sore hari diangkut oleh tukang sampah, pemulung, dan pedagang keliling. Kepahitan hidup ada di gelas-gelas kopi yang tersaji di kafe-kafe tempat anak-anak muda bercengkrama.
 
Gerbong-gerbong kereta yang lalu lalang setiap saat di kotamu mengangkut berton-ton keringat dan air mata. Kalau engkau duduk saja di stasiun itu, dan menunggu dewa datang menjemputmu, engkau telah memutus persahabatan dengan kenyataan.
 
Bersikaplah toleran, beri sedikit kesempatan kepada hidup untuk membela diri. Percayalah pada kebohongan-kebohongan besar yang datang secara alami. Bukan kebohongan yang dipaksakan.
 
Sisakan sedikit kepercayaan pada cinta. Itu sudah cukup. Dan sekali-kali, bacalah puisi, agar jiwamu hidup, agar engkau tahu ada cara lain dalam memandang kehidupan.
 
Ciputat, 21 Juni 2022
 
Ahmad Gaus
Foto hanya pemanis, apa yang tertera di kaos bisa saja hanya fiksi.
 
Mungkin gambar 1 orang dan dalam ruangan
 
Sumber FB saya:
 

Meditasi Bulan Purnama

Selamat ulang tahun untuk teman yang sedang sakit, Indah Ariani semoga lekas sembuh; dan semoga berkah di usianya. Terima kasih telah menjadi host yang setia selama 2 tahun lebih di acara Caknurian Urban Sufism With Komaruddin Hidayat

 

Tanpa Puisi, Bahasa Indonesia akan Mati

Sahabat puisi, dengarin lagi podcast saya ya, kali ini dibuat oleh teamnya Prof Jajang Jahroni dari UIN Jakarta. Di sini saya juga membaca puisi, selamat mendengarkan 🙂

 

 

 

 

 

Selamat Hari Puisi Sedunia

Selamat Hari Puisi Sedunia
21 Maret 2021
Ada orang yang bilang: Cinta itu indah walaupun tanpa kata-kata indah. Menurut saya, cinta akan lebih indah dengan kata-kata indah (puisi). Saya yakin anda setuju dengan pendapat saya.
Ada juga yang bilang bahwa: “Sebait puisi yang dihadiahkan untuk sang kekasih lebih bernilai daripada segenggam emas.” Kalau yang ini mungkin hanya laki-laki yang setuju. 😄😆

Rumi dan Burung Nuri

Ada juga yang bacakan puisi ini di Youtube:

If you like this poem please share, thanks

Daun-Daun Menulis Kesunyian

Need a help: Dear teman2 bloger dan para pembaca, saya perlu 200 subscriber lagi untuk meng-up novel saya menjadi “novel berbayar”. Proses ini gratis. Caranya mudah, buka saja link ini:  https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=22983

Lalu klik + RAK. Bonusnya, saat ini Anda masih dapat membaca novel ini tanpa dikunci alias masih gratis. 🙂 🙂  Terima kasih yo. Salam 

January Poem

Read another poem:

December Poem

Hujan Kepagian

 

Read another poem:

Datang dan Pergi

Cinta Itu…

 

December Twist

 

Teman Abadi Kerinduan

f7259957d7f54c67604ca02f39ed3da3

TEMAN ABADI KERINDUAN

Sekali waktu di tengah hujan
kita bertemu di sebuah persimpangan
bercerita tentang kehidupan
kau bilang, sayap-sayapmu hilang
dicuri kupu-kupu
dalam perjalanan menuju tempat terjauh
dalam hidupmu
sedang perahuku patah dayungnya
saat bertolak ke pulau
yang belum pernah kutempuh
dalam hidupku

Angin laut menyatukan kita
kau ikat rambutmu di layar perahuku
dan kusandarkan perahuku
dalam tidurmu

Ombak begitu lama
mercusuar tidak selalu menyala
tapi masih ada isyarat samar-samar
dari kelepak burung camar

Sayang, di darat pun tak ada peta
sebab perjalanan ini memang buta
itulah kenapa kita berpegangan tangan

Menanam flamboyan di tepi-tepi jalan
menunggu bunganya berguguran seperti bulan
dan menyerah begitu indah
pada penderitaan

Kita tahu di sana ada
keluh-kesah dan harapan
teman abadi kerinduan

 Baca juga: Jalan Terjal

PENYATUAN

PENYATUAN

Kekasihku bulan purnama

datang dengan tergesa

mematahkan daun-daun jendela.

Aku tersungkur di beranda

di antara pecahan kaca.

Malam menyembunyikan bayangannya

di batang-batang pohon.

“Tidak perlu merasa bersalah,” ucapku sambil terhuyung

mendekap dada yang terluka.

Cahaya purnama terlalu terang

memancar dari tubuhnya yang telanjang

menyatu dengan darah yang mengucur

dari tubuhku

Kita saling mencintai

maka kita saling melukai

bukankah itu bukti

cinta sejati?!

—  Sol Marina,  Serpong –  Nopember  2015