Perempuan yang Menangis di Jendela

Baca juga –>  Diagram Air Mata

Follow my IG: @gauspoem

Via Dolorosa: Jalan Penebusan Kristus

Via Dolorosa

Selamat menjalani Tri Hari Suci untuk para sahabat blogerku yang beragama Kristen/Katolik.

Pengorbanan ala Kristus masih dibutuhkan untuk membangun dunia yang lebih damai. Mari ikuti jalan penderitaan Yesus (Via Dolorosa). Mari bersama menuju Golgota.

Salam Kasih,

Ahmad Gaus

Please share this poster if you want to be a part of building a peaceful world:

****

Anda tertarik menulis biografi, bagaimana caranya? Baca tautan berikut ini: Menulis Biografi

 

March Poem

Selamat jalan Maret 2021

Mau menulis biografi bersama saya?

Baca di sini: Menulis Biografi

Selamat Hari Puisi Sedunia

Selamat Hari Puisi Sedunia
21 Maret 2021
Ada orang yang bilang: Cinta itu indah walaupun tanpa kata-kata indah. Menurut saya, cinta akan lebih indah dengan kata-kata indah (puisi). Saya yakin anda setuju dengan pendapat saya.
Ada juga yang bilang bahwa: “Sebait puisi yang dihadiahkan untuk sang kekasih lebih bernilai daripada segenggam emas.” Kalau yang ini mungkin hanya laki-laki yang setuju. 😄😆

Rumi dan Burung Nuri

Ada juga yang bacakan puisi ini di Youtube:

If you like this poem please share, thanks

January Poem

Read another poem:

December Poem

Makrifat Cinta

Read another poem: 

CINTA DAN PERNIKAHAN

Are You Bicycling, Brother Jon?

Happy birthday brother Jon. Wish you all the best.

[ahmadgaus]

 

Siklus Kehidupan

Setiap Perempuan

Lagu Yang Tak Diputar

ada cerita tentang dinding yang diam
dan air mata yang mengambang
menghela langkah dan senyuman

rindu tidak menemukan jejak
dinding yang menyimpan ribuan cerita
tetap saja membisu
seperti lagu yang tak diputar

2018

———–

Kalau kamu suka cerita bergenre komedi-horor jangan lupa baca ini ya, novel pendek karangan saya berjudul: Laura dan Burung Hantu:

https://h5.novelme.com/bookinfo/18126

Jangan lupa follow IG saya: @gauspoem dan mention untuk folback

Burung Gereja dan Asal-Usul Toleransi Agama

Untuk Pendeta Albertus Patty
pdt-albertus-patty-_141225181351-431
Burung gereja yang setiap pagi berkerumun di halaman rumahku, hari ini raib entah ke mana
Tapi samar-samar kudengar kabar bahwa setiap minggu pagi mereka sibuk menyambut para jemaat yang akan melakukan misa-kebaktian di gereja
Sungguh perbuatan yang mulia, mereka mau meramaikan ibadat orang-orang yang berbeda agama, tanpa takut kehilangan akidah
Dulu, kata sahibul hikayat, burung gereja itu sebenarnya adalah burung-burung masjid
Mereka senang berkerumun di sekitar menara untuk mendengarkan azan
Hikayat mengatakan, mereka itu hewan yang paling religius, yang kehidupannya tidak pernah jauh dari rumah ibadah
Suatu hari, di halaman masjid diadakan sunatan massal
Mereka terkejut melihat “burung” anak-anak dipotong-potong begitu rupa dan mengucurkan darah
Kalau anak orang saja bisa dibuat begitu, bagaimana dengan kita. Begitu pikir mereka
30063030-288-k521091
Sejak itu mereka berbondong-bondong pindah ke gereja
Bermain dengan bebas di halaman gereja tanpa rasa takut dipotong, dan membuat sarang di sekitarnya
Para pendeta dan pastur tidak pernah berpikir untuk membaptis mereka, karena
jumlahnya terlalu banyak dan sulit diidentifikasi
Maka sampai sekarang, konon, burung-burung gereja itu tetap muslim
Mereka bersahabat baik dengan pastur/ pendeta dan para jemaat
Dan tanpa diminta mereka akan ikut menjaga acara-acara penting gereja seperti misa atau kebaktian
Itulah asal-usul toleransi agama
Kadang mereka juga dicap burung kafir atau burung murtad
Tapi mereka tidak peduli
 
***
Baca juga:

Kerukunan dan Toleransi Itu Beda, Son