Puisi Penutup Tahun 2020
Tag Archives: puisi cinta
Cinta Itu…
Teman Abadi Kerinduan
TEMAN ABADI KERINDUAN
Sekali waktu di tengah hujan
kita bertemu di sebuah persimpangan
bercerita tentang kehidupan
kau bilang, sayap-sayapmu hilang
dicuri kupu-kupu
dalam perjalanan menuju tempat terjauh
dalam hidupmu
sedang perahuku patah dayungnya
saat bertolak ke pulau
yang belum pernah kutempuh
dalam hidupku
Angin laut menyatukan kita
kau ikat rambutmu di layar perahuku
dan kusandarkan perahuku
dalam tidurmu
Ombak begitu lama
mercusuar tidak selalu menyala
tapi masih ada isyarat samar-samar
dari kelepak burung camar
Sayang, di darat pun tak ada peta
sebab perjalanan ini memang buta
itulah kenapa kita berpegangan tangan
Menanam flamboyan di tepi-tepi jalan
menunggu bunganya berguguran seperti bulan
dan menyerah begitu indah
pada penderitaan
Kita tahu di sana ada
keluh-kesah dan harapan
teman abadi kerinduan
Baca juga: Jalan Terjal
Doa Penawar Rindu
DOA PENAWAR RINDU
Tuhan, jika kerinduanku pada kekasih
melebihi kerinduanku kepada-Mu
ampuni aku!
Sebab, aku bukan penguasa atas apapun
yang terbersit di hatiku
melainkan Engkau.
Dan jika kecintaanku pada kekasih
melebihi kecintaanku kepada-Mu
maafkan aku!
Sebab, aku juga bukan penguasa atas setiap rasa
yang berdenyut di jantungku
melainkan Engkau.
Dalam zikir-zikir yang kulantunkan
untuk memuji nama-Mu
tanpa sadar kusebut pula namanya.
Jangan murkai aku, Tuhan, jika itu keliru!
Sebab, tak mungkin dapat kugerakkan lidahku
melainkan atas izin-Mu juga.
Dan dalam sujud-sujud malamku
untuk mengagungkan-Mu
kuagungkan pula namanya di hatiku.
Jangan kutuk aku, Tuhan
walaupun mungkin menurut-Mu itu perlu!
Dari Engkaulah rindu dan cinta berhulu
kepada Engkau pula kelak akan bermuara
aku hanya pendayung waktu
rindu dan cinta kupinta selautan rahmat-Mu
untuk kekasih yang menunggu di ujung senjaku.
Maka jadikanlah cinta ini sebagai amal saleh
yang akan kujalani selama hidupku
dan rindu ini sebagai ibadah
yang akan kuamalkan sepanjang hayatku.
— Gedung Film, Maret 2016
Baca juga: HATI
[Puisi] Jangan Lockdown Cintamu
JANGAN LOCKDOWN CINTAMU
Karena Corona kau menjaga jarak
denganku
Bukan satu meter, tapi berpuluh-puluh
kilometer
Karena Corona kau bermuram durja
Padahal biasanya engkau selalu penuh
tawa
Karena Corona kau tak mau lagi
kucumbu
Padahal engkau penuh hasrat
menggebu
Aku memahami bahasa cintamu,
walau lebih halus dari virus Corona
Bersabarlah cintaku, sampai Corona
berlalu
Biar saja pemerintah me-lockdown
kota
Asal jangan kau lockdown cintamu
Ciputat 27 Maret ’20
BENARKAH CINTA ITU ADA?
Benarkah Cinta itu Ada?
Is the love I gave her in the past
Gonna be enough to last.
(Ronan Keating, If Tomorrow Never Comes)
Bumi bertanya kepada langit, ‘benarkah ada cinta di antara kita?’
Beribu tahun lamanya langit tidak menjawab
Namun terus mengirimkan airmata
Agar kehidupan di bumi tetap ada
Kalau cinta ada di bibir cakrawala
Aku akan melumatnya hingga berdarah
Agar senja menetes indah
Di tubuh kita
Kalau cinta ada di mata purnama
Aku akan memeras selaputnya yang indah
Agar pagi meneteskan darah
Di jiwa kita
Bahkan seandainya esok hari tak pernah tiba
Dan cinta di dunia ini ternyata tidak pernah ada
Aku tetap ingin bersama
–ahmadgaus
Baca juga: Lukisan Flamboyan
KAMU DAN BUKU
Selamat Hari Buku Nasional

KAMU DAN BUKU
Aku mencintai kamu seperti aku mencintai buku
Karena itu caraku membaca kamu tidak jauh berbeda dengan caraku membaca buku
Menelusuri baris demi baris, halaman demi halaman
Kalau sampai ada yang terlewat, akan banyak kehilangan.
Buku adalah jendela dunia, begitu juga kamu
Melalui buku aku bisa keliling ke berbagai negeri dengan hanya duduk di perpustakaan
Melalui kamu aku juga bisa mengenal seluruh perempuan di muka bumi tanpa harus mencumbui mereka satu persatu
Sebab waktuku tidak akan cukup.
Sebagaimana buku memuat banyak bab, begitu pula kamu
Setiap bab merupakan penjelasan dari bab yang lain
Karena itu penting membaca buku dari pengantarnya supaya tidak bingung atau kehilangan konteks
Itu pernah kualami, saat membacamu langsung dari bab kesimpulan
Akhirnya aku tidak mengerti apapun tentang kamu
Tapi itu salah kamu juga, sih
Tidak menyediakan daftar isi atau indeks tentang dirimu
Sehingga aku sering terjebak pada bab yang tidak kusukai, seperti bab marah, bab cemburu, dan semacamnya.
Belakangan aku sedih karena buku kalah bersaing dengan media sosial
Orang-orang lebih suka update status daripada membaca buku
Era orang mencari pengetahuan melalui buku tampaknya sudah lewat
Kini media sosial menawarkan sesuatu yang lebih memuaskan hasrat agresi manusia, yaitu hoaks
Teknologi digital juga telah membuat buku terdesak ke pinggiran
Banyak penerbit sudah gulung tikar
Lama kelamaan mungkin buku akan hilang dari muka bumi, entahlah
Tapi itu hanya kesedihanku belaka
Kamu mungkin malah senang karena kehilangan saingan beratmu, yaitu buku-buku yang sering ada di bawah bantalku.
Ahmad Gaus
[Poem] December Rain
DECEMBER RAIN
IF nothing gets in the way, this afternoon I will see you
To express love
Did not you have been waiting for that time
In the silence of hundreds of years of roses
Then stand at the door of your childhood
Greet me with your brown eyes
Or stab me with songs from the past
What you imitate from the sound of an owl
THE PAST runs like clouds hiding in the twigs of the night
Once upon a time it slipped under your dress and made me jealous
Waving softly like a drizzling sound in the afternoon wind
But suddenly you cry when the drizzle incarnates
Heavy rain that tore your hair
DECEMBER is indeed not the right time to express love
Because this month’s wind is too strong
Fly the roof of the building and knock down the angsana tree
What’s more just a rose in my hand
One beat at a time my love can be broken into pieces
I REALLY should be patient waiting for June
When the rain drops so slowly and poignantly
As described in the June Rain poem by poet Sapardi Djoko Damono
Longing is left to be a secret of nature that is never spoken
Longing is so wise, so wise
BUT I won’t be as patient as June’s rain
Even secretly I hope it rains more heavily than usual
So there is a reason for not expressing love
All I’m waiting for is the right time
To slip love in your childhood hair ribbon
So that you stay immortal in time.
(IG: ahmadgaus68)
HUJAN BULAN DESEMBER
Kalau tidak ada aral melintang, nanti sore aku akan menemuimu
Untuk menyatakan cinta
Bukankah kau telah menunggu masa itu
Dalam kesunyian ratusan tahun bunga mawar
Maka berdirilah di pintu masa kanak-kanakmu
Sambut aku dengan mata coklatmu
Atau tikam aku dengan nyanyian masa lalu
Yang kau tirukan dari suara burung hantu
Masa lalu berjalan seperti awan yang bersembunyi di ranting malam
Sekali waktu menyusup ke balik gaunmu dan membuat aku cemburu
Mengalun lirih seperti suara gerimis diterpa angin petang
Tapi tiba-tiba engkau menangis ketika gerimis menjelma
Hujan lebat yang mengoyak-ngoyak rambutmu
Bulan Desember memang bukan saat yang tepat untuk menyatakan cinta
Sebab angin bulan ini terlalu kencang
Menerbangkan atap gedung dan merobohkan pohon angsana
Apatah lagi cuma sekuntum bunga mawar di tanganku
Sekali hentak saja cintaku bisa hancur berkeping-keping
Harusnya memang aku bersabar menunggu bulan Juni
Ketika rintik hujan turun begitu pelan dan pedih
Seperti dilukiskan dalam puisi Hujan Bulan Juni oleh penyair Sapardi Djoko Damono
Kerinduan dibiarkan menjadi rahasia alam yang tak pernah terucapkan
Kerinduan begitu arif, begitu bijak
Tapi aku tidak akan setabah hujan bulan Juni
Bahkan diam-diam aku berharap hujan turun lebih deras dari biasanya
Supaya ada alasan untuk tidak menyatakan cinta
Yang kutunggu hanyalah waktu yang tepat
Untuk menyelipkan cinta pada pita rambut kanak-kanakmu
Agar dengan begitu engkau tetap abadi dalam waktu.
Jakarta, 13/12/2018
IG: ahmadgaus68 — di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
CINTA DAN PERNIKAHAN

Cinta dan Pernikahan
Puisi Ahmad Gaus
CINTA itu satu tapi banyak
ia menyatu tapi berserak
seperti ribuan gerimis di senja hari
yang diserap warna pelangi.
BETAPA bahagia sepasang kekasih
disatukan dalam ikatan cinta
lebih bahagia jika mereka mampu
melepaskan ikatan-ikatan itu
dan merajutnya menjadi sayap-sayap merpati
yang membawa mereka terbang bersama
ke langit tinggi.
CINTA itu melepaskan, bukan membelenggu
jika engkau mencintai kekasihmu
jangan meminta dia bersimpuh di kakimu
pinanglah kekasihmu sebagaimana engkau
meminang impianmu
yang kau lukis menjadi kupu-kupu
bermata salju, bersayap langit biru.
SEPASANG kekasih menabur cinta sepanjang jalan
permadaninya ayat-ayat Tuhan
istananya surga di ketinggian
karena cinta itu setinggi-tinggi kebenaran
bila perjalanan telah sampai di pintu kematian
setiap kekasih akan dimintai pertanggungjawaban.
PERNIKAHAN adalah kebersamaan yang berjarak
biarkan ia seperti itu
supaya engkau tetap memiliki dirimu
dan kekasihmu tidak kehilangan dirinya.
JANGAN menghidangkan seluruh cintamu di meja makan
sebab semua akan dilahap habis lalu dilupakan
yang harus kau berikan cinta itu
bukan hanya mulut kekasihmu
tapi juga matanya, telinganya, jiwanya, pikirannya, hatinya
sampai dia tidak memintanya lagi
sampai engkau tidak perlu memberinya lagi
sebab dia tahu bahwa hidupmu adalah cinta itu sendiri
dan cinta adalah hidupmu itu sendiri.
SAHABATKU, hidup ini hanya milik mereka
yang tekun menanam dan merawat cinta
tanpa cinta, surga tidak ada yang punya
maka cintailah dirimu, cintailah kekasihmu
cintailah kebersamaan dan kepedihannya
cintailah pernikahan dan penderitaannya
cintailah cinta dan lika-liku perjalanannya
di situlah engkau akan menemukan
Cinta-mu yang sebenarnya.
~~~
Gedung Film, 19 Oktober 2016
ahmad gaus af
Momen membaca puisi di berbagai acara pernikahan:
*****************************
Novel terbaru saya, Hujan dalam Pelukan, dapat dibaca di platform NovelMe, ini link-nya: https://h5.novelme.com/bookinfo/22983
Selamat menikmati, jangan lupa kasih star vote dan subscribe ya, terima kasih
[warning: only for adult]