Ketika aku merindukanmu, kutanami tubuhku dengan bulu matamu…
oo000oo
Masa depan bahasa Indonesia tergantung pada sastra. Tanpa sastra, dan khususnya puisi, bahasa Indonesia tinggal menunggu kematiannya. Simak perbincangan saya di video berikut:
Aku menulis, maka aku ada
Ketika aku merindukanmu, kutanami tubuhku dengan bulu matamu…
oo000oo
Masa depan bahasa Indonesia tergantung pada sastra. Tanpa sastra, dan khususnya puisi, bahasa Indonesia tinggal menunggu kematiannya. Simak perbincangan saya di video berikut:
MANTAN DAN KENANGAN
Buat kamu yang sedang duduk menghadap jendela, yang membayangkan mantan menjelma di depan mata secara tiba-tiba, berhati-hatilah karena kamu sudah berada di atas menara halusinasi paling tinggi.
Kalau saya ada di situ saya akan beri kamu tangga supaya kamu bisa turun dengan perlahan dan hari-hati. Sebab kalau tidak, kamu akan terpeleset dan jatuh. Apalagi kalau melompat dari menara halusinasi itu. Kamu bisa mati konyol. Hanya gara-gara mantan.
Memang gampang-gampang susah melupakan mantan. Karena konon mantan itu seperti file di komputer yang walaupun sudah dihapus tapi sebenarnya masih ada di recycle bin. Atau seperti virus di flashdisk yang dihapus berkali-kali tapi datang lagi, muncul lagi. Jadi harus sering-sering dibersihkan.
Teman saya cerita, dia putus dengan pacarnya lalu nyambung lagi, terus putus lagi, nyambung lagi dan putus lagi. Begitu saja beberapa kali sampai akhirnya pacarnya menikah dengan orang lain. Capek juga kali ya, nggak ada kepastian soalnya.
Akhirnya dia menyimpulkan bahwa; “Mantan itu seperti benang yang putus. Bisa sih disatukan lagi tapi tidak akan sempurna, dan pasti meninggalkan bekas. Mantan mengajarkan kita arti kesabaran, keikhlasan, dan sekaligus kegoblokan karena kita harus membuang banyak waktu dalam hidup yang singkat ini untuk menjaga jodoh orang lain.” Rasain. 🙂
Jadi ingat ya, boleh ingat mantan tapi sekadarnya saja. Simpan mantan di recycle bin sebagai kenangan.
Salam kenangan
Ahmad Gaus
Follow my IG: @gauspoem
Need a help: Dear teman2 bloger dan para pembaca, saya perlu 200 subscriber lagi untuk meng-up novel saya menjadi “novel berbayar”. Proses ini gratis. Caranya mudah, buka saja link ini: https://share.novelme.id/starShare.html?novelId=22983
Lalu klik + RAK. Bonusnya, saat ini Anda masih dapat membaca novel ini tanpa dikunci alias masih gratis. 🙂 🙂 Terima kasih yo. Salam
Puisi “Doa Penawar Rindu” dibacakan oleh Nur Malika Maghfirah, mahasiswi saya di SGU (Swiss German University), Jurusan Communications and Public Relations, semester 5. Video pembacaan puisi ini awalnya merupakan tugas dalam mata kuliah bahasa dan budaya yang saya ampu. Pemuatannya di sini atas seizin yang bersangkutan…
Selamat menikmati
Ahmad Gaus
Follow my IG: @gauspoem and get interesting prizes every weekend
Teks puisinya di sini -> Doa Penawar Rindu
TEMAN ABADI KERINDUAN
Sekali waktu di tengah hujan
kita bertemu di sebuah persimpangan
bercerita tentang kehidupan
kau bilang, sayap-sayapmu hilang
dicuri kupu-kupu
dalam perjalanan menuju tempat terjauh
dalam hidupmu
sedang perahuku patah dayungnya
saat bertolak ke pulau
yang belum pernah kutempuh
dalam hidupku
Angin laut menyatukan kita
kau ikat rambutmu di layar perahuku
dan kusandarkan perahuku
dalam tidurmu
Ombak begitu lama
mercusuar tidak selalu menyala
tapi masih ada isyarat samar-samar
dari kelepak burung camar
Sayang, di darat pun tak ada peta
sebab perjalanan ini memang buta
itulah kenapa kita berpegangan tangan
Menanam flamboyan di tepi-tepi jalan
menunggu bunganya berguguran seperti bulan
dan menyerah begitu indah
pada penderitaan
Kita tahu di sana ada
keluh-kesah dan harapan
teman abadi kerinduan
Baca juga: Jalan Terjal