[Memoar] Api Yang Membakar Jiwa

Puslitbang

API YANG MEMBAKAR JIWA

Pagi sampai siang ini (11/12/2018) berlangsung diskusi buku “Djohan Effendi, Sang Pelintas Batas” oleh Puslitbang Kemenag RI. Djohan Effendi pernah menjadi Kepala Litbang Depag, kemudian menjadi Menteri Sekretaris Negara di masa Presiden Abdurrahman Wahid. Tapi orang lebih mengenal Djohan sebagai intelektual dan aktivis gerakan Islam. Saya diundang ke acara ini sebagai penulis biografi Djohan Effendi, dan Dr. Neng Dara Affiah, M.Hum hadir sebagai pembahas.

Dua tema kunci dalam pemikiran Djohan Effendi adalah pluralisme dan kebebasan beragama. Itu juga yang menjadi titik temu dari para tokoh pergerakan pada masa itu dgn nama-nama yang menonjol spt Cak Nur, Gus Dur, Dawam, Wahib, dll. Walaupun begitu masing-masing tokoh punya ciri tersendiri dalam membawa pemikiran mereka ke publik.

Berbeda dengan rekan-rekannya spt Cak Nur dan Gus Dur yang cenderung menggebu-gebu, Djohan cenderung pendiam dan mengambil tempat di belakang layar: merajut solidaritas antar-kelompok dan menggerakkan aksi. Berbeda dengan mereka yang lazim berbicara mengenai hal-hal besar semisal peradaban, umat, bahkan masa depan Islam. Djohan lebih tertarik pada hal-hal sederhana seperti iman yang bersifat pribadi, kehidupan spiritual, puisi sufistik, hingga nasib kelompok sempalan alias aliran sesat. Djohan bahkan memposisikan dirinya sebagai pembela “aliran sesat”.

Dari Djohan kita belajar pentingnya dialog agama sebagai aktivitas yang dapat menjembatani perbedaan dan mereduksi sikap saling curiga. Kesediaan untuk berdialog membutuhkan kesadaran agama yang bersifat terbuka (teologi inklusif).

Dari dialog agama Djohan melangkah lebih jauh ke dialog antariman. Praksis dialog agama selama ini hanya melahirkan toleransi sosial. Dan toleransi jenis ini masih rapuh dan mudah terjatuh pada sikap saling curiga. Dialog antariman menukik lebih jauh ke dasar keyakinan, namun dilakukan dengan hati yang tulus untuk saling memahami, bukan menghakimi.

Dialog antariman inilah yang kini berkembang menjadi semacam trend di kalangan anak-anak muda yang memiliki keberanian untuk melintas (pass over) di antara agama-agama. Dari dialog semacam ini lahir sikap saling menghargai yang otentik dan sejati di antara para pemeluk agama. Bukan sekadar basa-basi sosial.

Posisi Djohan di antara tokoh-tokoh di atas menjadi unik. Dia terlibat aktif dalam gerakan pembaruan, tapi Bapak Pembaruan ialah Cak Nur; dia juga tidak diragukan lagi perannya dalam wacana dan aksi toleransi, tapi Bapak Toleransi telah disematkan orang kepada Gus Dur. Lalu di mana posisi Djohan Effendi?

Djohan adalah perintis solidaritas lintas batas. Djohan adalah BAPAK DIALOG ANTARIMAN. Inilah posisinya yang paling tepat. Posisi ini tidak ditempati oleh dua raksasa lainnya: Cak Nur dan Gus Dur.

Berbeda dengan Cak Nur dan Gus Dur yang datang dengan seruan massif, ideologis, dan intelektual, Djohan hadir di lubuk hati dengan seruan personal dan emosional. Dalam ungkapan teman saya, Budhy Munawar Rachman,  Djohan itu “api yang membakar jiwa”. Mungkin maksudnya berbeda dengan Gus Dur dan Cak Nur sebagai “api yang membakar kota”. 😃😃.

Demikian ringkasan presentasi saya.

 

Takes Mansion & Hotel, Jakarta, 11/12/18
Ahmad Gaus AF

(Dari laman Facebook Gaus Ahmad, 11.12.2018)

 

 

 

100 Buku Terbaik Karya Anak Bangsa

JANUARI

1. Dari Zaman Citra ke Metafisika; Bunga rampai Telaah Sastra DKJ (Bramantio, dkk., Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia [KPG])
2. Hatta, Hikayat Cinta & Kemerdekaan (Dedi Ahimsa Riyadi, Penerbit Edelweiss)
3. Mengenang Hidup Orang Lain Sejumlah Obituari (Ajip Rosidi, KPG)
4. Penyeret Babi (Inggit Putria Marga, Penerbit Anahata)
5. Sejuta Hati untuk Gusdur; Sebuah Novel dan Memorial ( Damien Dematra, Penerbit Gramedia Pustaka Utama [GPU])
6. Sudesi; Sukses dengan Satu Istri (Arswendo Atmowiloto, GPU)

FEBRUARI
7. (Bukan) Testimoni Susno (IzHarry Agusjaya Moenzir, GPU)
8. Buwun (Mardi Luhung, Pustaka Pujangga)
9. Kumpulan Budak Setan (Eka Kurniawan, Intan Paramaditha, Ugoran Prasad, GPU)
10. Sepoting Bibir Paling Indah di Dunia (Agus Noor, Penerbit Bentang)
11. Si Anak Kampoeng (Damien Dematra, GPU)
12. Wirausaha Muda Mandiri (Rhenal Kasali, GPU)

MARET

13. Banjir Kanal Timur; Karya Anak Bangsa (Robert Adhi Ksp, Penerbit Grasindo)
14. BUMN Expose, Menguak Pengelolaan Aset Negara Senilai 2.000 Triliyun Lebih (Ishak Rafi Ck & Baso Amir, Penerbit Ufuk Press)
15. Ciuman di Bawah Hujan (Lan Fang , GPU)
16. Darah-Daging Sastra Indonesia (Damhuri Muhammad, Penerbit Jalasutra)
17. DNA SuksesMulia (Farid Poniman, Indrawan Nugroho, Jamil Azzaini, GPU)
18. FIFA Word Cup 2010 (Tony Hendroyono, Penerbit B First)
19. Jejak Batin Jenny Rachman; Kutemukan Ridha-Nya (Alberthiene Endah, GPU)
20. Myelin; Mobilisasi Intangibles menjadi Kekuatan Perubahan (Rhenald Kasali, GPU)
21. NU dan Keindonesiaan (Mohamad Sobary, GPU)
22. Oh My Goodness ; Buku Pintar Seorang Creative Junkies (Yoris Sebastian, GPU)
23. Tempurung (Oka Rusmini, Penerbit Grasindo)
24. Tirai Menurun (NH Dini, GPU)

APRIL

25. Anti Partai (Bima Arya Sugiarto, Penerbit Gramata)
26. Dilarang Gondrong, Praktik Kekuasaan Orde Baru Terhadap Anak Muda awal Tahun 1970-an (Aria Wiratma Yudhistira, Penerbit Marjin Kiri)
27. Entrok (Okky Madasari, GPU)
28. Jelajah Musi, Eksotika Sungai di Ujung Senja (Tim Kompas, Penerbit Buku Kompas [PBK])
29. Misteri-misteri Terbesar di Dunia (Tony Hendroyono, Penerbit Buku Katta)
30. Orang Indonesia Tionghoa Mencari Identitas (Aimee Dawis, Ph.D., GPU)
31. Rahasia Selma (Linda Christanty, GPU)
32. Tafsir Kebahagiaan; Pesan AlQur’an Menyikapi Kesulitan Hidup (Jalaluddin Rakhmat, Penerbit Serambi)
33. Trilogi Insiden (Seno Gumira Adjidarma, KPG)

MEI

34. Norman Edwin, Catatan Sahabat Alam (Norman Edwin, KPG)
35. Klop (Putu Wijaya, Penerbit Bentang)
36. Konde Penyair Han (Hanna Fransisca, Penerbit Katakita)
37. Sejumlah Perkutut buat Bapak (Gunawan Maryanto, Penerbit Omahsore)
38. Stanza dan Blues (WS Rendra, Penerbit Bentang Pustaka)
39. Wahai Pemimpin Bangsa!!! Belajar dari Seks Doang!!! (Mariska Lubis, Penerbit Grasindo)

JUNI

40. Mencari Tuhan dan Pertempuran Rahasia (Nugroho Suksmanto & Triyanto Triwikromo , GPU)
41. Ashadi Siregar; Penjaga Akal Sehat dari Kampus Biru (Candra Gautama dkk, KPG)
42. Football Inspirations for Success (Achmad Su’udi, GPU)
43. Memoar Romantika Probosutedjo; Saya dan Mas Harto (Alberthiene Endah, GPU)
44. Menjadi Tjamboek Berdoeri; Memoar Kwee Thian Tjing (Arief W Djati & Ben Anderson, Penerbit Komunitas Bambu)
45. Padang Bulan (Andrea Hirata, Penerbit Bentang Pustaka)
46. Ratusan Anak Bangsa Merusak Satu Bumi (Emil Salim, PBK)
47. Sang Pencerah, Novelisasi Kehidupan K.H. Ahmad Dahlan dan Perjuangannya Mendirikan Muhammadiyah (Akmal Nasery Basral, Penerbit Mizan)
48. Tersebab Aku Melayu (Taufik Ikram Jamil, Penerbit Yayasan Pustaka Riau)

JULI

49. Dari Kiai Kampung ke NU Miring (Binhad Nurrohmat, Penerbit Ar-Ruz Media)
50. Dominasi Penuh Muslihat, Akar Kekerasan dan Diskrimnasi (Haryatmoko, GPU)
51. Globucksisasi; Meracik Globalisasi Melalui Secangkir Kopi (Rahayu Kusasi, Penerbit Kepik Ungu)
52. Hotel Prodeo (Remy Sylado, KPG)
53. Keep Your Hand Moving (Anwar Holid, GPU)
54. The Swan (Dewi Ria Utari, GPU)

AGUSTUS

55. Argumen Islam untuk Sekulerisme (Budhy Munawar-Rachman, Penerbit Grasindo)
56. Batavia 1740; Menyisir Jejak Betawi (Windoro Adi, GPU)
57. Opera Van Gontor (Amroeh Adiwijaya, GPU)
58. Pak Beye dan Istananya (Wisnu Nugroho, PBK)
59. Semar Dadi Ratu ; Mengenang Gus Dur Kala Jadi Presiden (Sumanto Al-Qurtuby, Penerbit Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang)
60. Soetanto Effect; Ubah Orang Buangan jadi Rebutan (Ken Kawan Soetanto, Penerbit Bentang)

SEPTEMBER

61. Al Qur;an; Kitab Toleransi (Zuhairi Misrowi, Penerbit Grasindo)
62. Api Islam Nurcholish Madjid (Ahmad Gaus AF, Penerbit Buku Kompas (PBK)
63. Di Balik Bencana-bencana (H Zainal Arifin Thoha, Penerbit Kutub Yogyakarta)
64. Islam dan Hak Asasi Manusia, Konsep dan Implementasi (Prof Musdah Mulia, Penerbit Naufan Pustaka)
65. Mindset Islami (Sugeng Waluyo, GPU)
66. Pak Beye dan Politikya (Wisnu Nugroho, PBK)
67. Penegakan Hukum Progresif (Prof Dr Satjipto Rahardjo SH, Penerbit Buku Kompas (PBK))
68. Potret Siapakah Aku (Protasius Hardono Hadi, Penerbit Kanisius)
69. Tan Malaka, Bapak Republik yang Dilupakan (Tim Seri Buku TEMPO, KPG dan Majalah Tempo)
70. Wajah Konstruksi Indonesia (Hendra N. Soenardji , Irwan Kartiwan , Kamajaya Al Katuuk , GPU)

OKTOBER

71. Antologi Cerpen & Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit (2010)
72. Bulan Celurit Api (Beni Arnas, Penerbit Koekoesan)
73. Demokrasi Substansial : Risalah Kebangkrutan Liberalisme (Donny Gahral Adian, Penerbit Koekoesan)
74. Etika Lingkungan Hidup (A Sonny Keraf, PBK)
75. Jalan Berlubang (Lilimunir Cusworth, Penerbit Kramat Lontar)
76. Menguak Misteri Sejarah (Asvi Warman Adam, PBK)
77. Namaku Mata Hari (Remy Sylado, GPU)
78. Ompung Odong-odong; Membingkai Kenangan, Merangkai Makna (Mula Harahap, Penerbit Galang)
79. Saatnya Baduy Bicara (Asep Kurnia, S.Pd. & Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si., Penerbit Bumi Aksara)
80. Soekarno dan Modernisme Islam (M. Ridwan Lubis, Penerbit Komunitas Bambu)

NOVEMBER

81. Ani Yudhoyono; Kepak Sayap Putri Prajurit (Alberthiene Endah, GPU)
82. Bintang Anak Tuhan (Kirana Kejora, Penerbit Hi-fest Publishing)
83. Buli-buli Lima Kaki (Nirwan Dewanto, GPU)
84. It’s Complicated ; Teman Sharing Ketika Hubungan Menjadi Rumit (Alexandra Dewi, GPU)
85. Jangan Pernah Jadi Malaikat (Christianto Wibisono, GPU)
86. Kisah Istimewa Bung Karno ( Kolumnis dan Wartawan Kompas, PBK)
87. Knowledge and Innovation ; Kekuatan daya Saing (Zuhal, GPU)
88. Melukis Langit (Kit Rose, Penerbit Pensil 324)
89. Mengawini Ibu ( Khrisna Pabichara, Penerbit Kayla Pustaka)
90. Merapi dan Orang Jawa; Persepsi dan Kepercayaannya (Lucas Sasongko Triyoga, Penerbit Grasindo)
91. Pak Beye dan Kerabatnya (Wisnu Nugroho, PBK)
92. SOHO (Imelda Akmal Architectural Writer Studio, GPU)
93. The Miracle Of Writing : Memunculkan Keajaiban Menulis (M Iqbal Dawami, Penerbit Leutika)

DESEMBER

94. Empat Amanat Hujan; Bunga Rampai Puisi Panggung Sastra Komunitas Dewan Kesenian Jakarta (Achi T.M. dkk, KPG dan DKJ)
95. G30S 1965, Perang Dingin & Kehancuran Nasionalisme (Tan Swie Ling, Penerbit Komunitas Bambu)
96. Happy Writing; 50 Kiat Agar Bisa Menulis dengan “Nyasyik” (Andreas Harefa, GPU)
97. Jejak Pemikiran BJ Habibie; Peradaban Teknologi untuk Kemandirian Bangsa (Andi Makmur Makka, Penerbit Mizan)
98. Keliling Indonesia, Dari Era Bung Karno sampai SBY (Gerson Poyk, Penerbit Libri)
99. Membaca Sejarah Nusantara; 25 Kolom Sejarah Gus Dur (Abdurrahman Wahid, Penerbit LKIS)
100. Si Murai dan Orang Gila; Bunga Rampai Cerpen Panggung Sastra Komunitas Dewan Kesenian Jakarta (Akhmad Sekhu, dkk., KPG dan DKJ)

Itulah 100 Buku Terbaik Karya Anak Bangsa Indonesia tahun 2010

Di Poskan Oleh : http://www.armhando.com .

http://www.armhando.com/2012/02/100-buku-terbaik-karya-anak-bangsa.html