
CERITA NATAL SEORANG GADIS KECIL
Aku berdiri di halaman gereja
Anak-anak bergaun palma
Menghias pohon Natal dengan lampu aneka warna
Bunga-bunga gladiola, langit merah saga.
Saat lonceng dibunyikan, mereka berlarian
Kemudian larut dalam doa yang dilantunkan
Damai dalam pelukan kasih Tuhan.
Dari kejauhan aku mendengar suara azan
Dibawa angin senja berteluk awan
Azan dan kidung Tuhan saling bersahutan
Menjalin nada, orkestra kehidupan.
Seorang gadis kecil menghampiriku
βPakailah ini,β katanya menyodorkan topi santa
Aku terdiam. Lama. Kemudian dengan halus aku menolaknya
Ia nampak kecewa. Matanya berkaca-kaca
Aku membungkukkan badan dan berbisik ke telinganya
βSayang, bukannya aku tidak mau, tapi topi itu terlalu kecil buat kepalaku!β
Ia tersenyum mengerti
βKalau begitu ambillah ini,β ujarnya menyodorkan replika pohon Natal, “Tanamlah di tubuhmu!”
βMaaf sayang, ini pun aku tidak bisa menerimanya.β
βKenapa?β
βKarena aku tidak punya lahan untuk menanamnya,
seluruh tubuhku sudah dipenuhi masjid!β
Ia terdiam. Aku yakin dia tidak mengerti apa yang kukatakan.
Tapi ia bertanya lagi, βApakah di halaman masjid tidak boleh ditanami pepohonan?β
Aku tersentak. Akhirnya kuraih dia dalam pelukan
Kujelaskan bahwa halaman masjid sekarang penuh oleh kendaraan yang parkir. Tidak ada tempat untuk menanam pohon lagi.
Dia tertunduk. Sedih.
βJangan kuatir, sayang, pohon Natal ini akan kutanam di samping masjid, dan akan kurawat, setuju?β
Dia mengangguk.
βTerima kasih, Om, Natal itu untuk anak-anak!β ucapnya tersenyum.
Aku pun tersenyum, walaupun tidak mengerti maksud ucapannya.
***
Tangerang Selatan, 24 Desember 2016
Ahmad Gaus
Baca juga: